Rabu, 08 Februari 2012

Roman

Roman

Roman adalah bentuk prosa baru yang mengisahkan kehidupan pelaku utamanya dengan segala suka dukanya. Dalam roman, pelaku utamanya sering diceritakan mulai dari masa kanak-kanak sampai dewasa atau bahkan sampai meninggal dunia. Roman mengungkap adat atau aspek kehidupan suatu masyarakat secara mendetail dan menyeluruh, alur bercabang-cabang, banyak digresi (pelanturan). Roman terbentuk dari pengembangan atas seluruh segi kehidupan pelaku dalam cerita tersebut.
Berdasarkan kandungan isinya, roman dibedakan atas beberapa macam, antara lain sebagai berikut:
  • Roman transendensi, yang di dalamnya terselip maksud tertentu, atau yang mengandung pandangan hidup yang dapat dipetik oleh pembaca untuk kebaikan. Contoh: Layar Terkembang oleh Sutan Takdir Alisyahbana, Salah Asuhan oleh Abdul Muis, Darah Muda oleh Adinegoro.
  • Roman sosial adalah roman yang memberikan gambaran tentang keadaan masyarakat. Biasanya yang dilukiskan mengenai keburukan-keburukan masyarakat yang bersangkutan. Contoh: Sengsara Membawa Nikmat oleh Tulis St. Sati, Neraka Dunia oleh Adinegoro.
  • Roman sejarah yaitu roman yang isinya dijalin berdasarkan fakta historis, peristiwa-peristiwa sejarah, atau kehidupan seorang tokoh dalam sejarah. Contoh: Hulubalang Raja oleh Nur St. Iskandar, Tambera oleh Utuy Tatang Sontani, Surapati oleh Abdul Muis.
  • Roman psikologis yaitu roman yang lebih menekankan gambaran kejiwaan yang mendasari segala tindak dan perilaku tokoh utamanya. Contoh: Atheis oleh Achdiat Kartamiharja, Katak Hendak Menjadi Lembu oleh Nur St. Iskandar, Belenggu oleh Armijn Pane.
  • Roman detektif merupakan roman yang isinya berkaitan dengan kriminalitas. Dalam roman ini yang sering menjadi pelaku utamanya seorang agen polisi yang tugasnya membongkar berbagai kasus kejahatan. Contoh: Mencari Pencuri Anak Perawan oleh Suman HS, Percobaan Seria oleh Suman HS, Kasih Tak Terlerai oleh Suman HS.
Beberapa contoh roman:
  1. Roman Biasa
Roman jenis ini mirip dengan dongeng lama dengan gaya bahasa baru. Menceritakan tentang kisah kehidupan dan peristiwa biasa.
2. Roman Sejarah
a. Hulubalangraja [1934] karya Nur Sutan Iskandar
b. Pangeran Kornel karya Memed Sastraprawira. Bercerita tentang bupati Sumedang pada jaman Deandels.
c. Surapati karya Abdul Moeis. Bercerita tentang budak berlian yang gagah berani.
3. Roman bertujuan [Tendens]
a. Azab dan Sengsara [1921] karya Merari Siregar. Bercerita tentang adat kawin paksa di Tapanuli.
b. Siti Nurbaya [1922] karya Marah Rusli. Mengkritik adat minang pada saat itu.
c. Salah Asuhan [1928] karya Abdoel  Moeis. Bercerita tentang Hanafi yang sok kebarat-baratan yang kebablasan.
4. Roman Jiwa
Biasanya Roman jenis ini bercerita tentang pergolakan jiwa/batin tokohnya.
a. Katak hendak jadi Lembu karya Nur Sutan Iskandar
b. Atheis karya Achdiat K. Miharja
c. Radio Masyarakat karya Rosihan Anwar
5. Roman Kemasyarakatan
Bercerita tentang kehidupan social.
a. Dian Yang Tak Kunjung Padam karya STA
b. Belenggu karya Armijn Pane
 http://id.wikipedia.org/wiki/Prosa#Roman

Kereteg Ati

•Mei 5, 2009 • Tinggalkan sebuah Komentar
Duka kunaon, sajeroning ati kuring sok aya kereteg, naha, ari nu lain sok tara peka kana kaayaan. Misalna, dilingkungan pagawean, kuring sok males lamun kudu hayoh ngingetan atana nagih, sabab pamikiran kuring, da geus pada dewasa, nya ngarti sorangan wae ulah kudu dihayoh-hayoh.
kalau berbicara tentang tanggung jawab, loyalitas , disiplin dan yang lainnya,
kita tidak melihat apapun dan tidak mendengarkan alasan apapun, karena ini
berhubungan dengan konsekwensi, hanya saja dari kedua belah pihak harus
saling memahami, mengerti agar satu sama lain tidak dirugikan. Apalagi
menyangkut beberapa hal yang sudah dijanjikan (baik dari atasan ataupun
Bawahan).
Abdi, kadang hayang siliih geuing jeung babaturan, atawa jeung dunungan, tapi
bati dina ati, bisi tisoledat letah, sabab lamun geus codekamah, moal aya
ampun, komo kuring kasebutna cacakulicakan.
Jadi kudu kumaha nya lamun rek silih elingan, bisi salah lampah, salah ucap, agar urang sadayana aya dina jalan YANG BENAR. Begitu lah.

Pesan singkat

•Mei 4, 2009 • Tinggalkan sebuah Komentar
Sahabat  adalah dia yang menghampiri ketika seluruh dunia menjauh, karena persahabatan itu seperti tangan dengan mata. Saat tangan terluka, mata menangis. Saat mata menangis, tangan menghapusnya.

Memupuk Rasa Percaya Diri

•Juli 24, 2008 • Tinggalkan sebuah Komentar
Pernahkah anda mengalami krisis kepercayaan diri atau dalam bahasa sehari-hari “tidak pede” dalam menghadapi suatu situasi atau persoalan? Saya yakin hampir setiap orang pernah mengalami krisis kepercayaan diri dalam rentang kehidupannya, sejak masih anak-anak hingga dewasa bahkan sampai usia lanjut. Sudah tentu, hilangnya rasa percaya diri menjadi sesuatu yang amat mengganggu, terlebih ketika dihadapkan pada tantangan atau pun situasi baru. Individu sering berkata pada diri sendiri, “dulu saya tidak penakut seperti ini….kenapa sekarang jadi begini ?” ada juga yang berkata: “kok saya tidak seperti dia,…yang selalu percaya diri…rasanya selalu saja ada yang kurang dari diri saya…saya malu menjadi diri saya!” , “Sepertinya saya gak bisa dech ?” atau “ saya sering pusing jika dihadapkan untuk bertemu dengan seseorang “ Nanti saya harus bicara apa?, nanti jawabannya bagaimana ?, kalau tidak bisa saya harus apa ?” dan sebagainya itulah berbagai hal yang sering saya tanyakan pada diri saya sendiri atau kadang kala saya ungkapkan pada orang terdekat (suamiku tercinta).
Seperti yang saya alami dan rasakan, bermula dari latar belakang keluarga, saya anak bungsu dari tiga bersaudara. Saya di rumah terkenal vocal dan berani mengungkapkan apa saja yang ada dalam pikiran saya, apalagi ketika selama di SD saya selalu menjadi juara kelas, maka percaya diri saya muncul, saya merasa PD dalam melakukan kegiatan. Hanya saja menjelang SMP saya baru merasakan krisis percaya diri, hal ini bermula dari saya datang dari kampung, harus bergaul dan berkompetisi dengan anak-anak kota yang pintar, cantik dan gaul, itu sedikit banyak menjadi beban dalam pikiran saya, tapi itu tidak menjadi hal yang menyusahkan, karena pada saat yang sama saya menemukan teman yang baik dan saya beruntung bisa mengenal mereka, akhirnya saya di sekolah menjadi empat sekawan (Iis, Eulis, Ema dan Herli atau grupnya Endhira) yang kebetulan anaknya pada pintar dan senang berorganisasi, dan itu menjadi motivasi saya, dengan ajakan mereka akhirnya saya aktif dalam berbagai kegiatan di sekolah dan itu menambah PD saya, dan ketika dibagi raport ternyata saya masuk ranking (berurutan dengan empat temanku). Dari situlah saya merasa kepercayaan diri mulai tumbuh dan yakin akan kemampuan bahwa saya kalau mau berusaha keras pasti bisa, apapun itu.
Sejak saat itu dari SMU sampai perguruan tinggi untuk memupuk rasa percaya diri itu, saya selalu mananamkan bahwa, harus ada sesuatu yang ditonjolkan/dimunculkan sehingga membuat orang lain jadi melirik saya, misalnya yaitu saya selalu berusaha untuk meningkatkan prestasi akademis walaupun tidak yang kesatu paling harus bisa yang kedua atau ketiga, dan itu berhasil, (itulah yang ada dala pikiran saya pada saat itu ) ditambah saya selalu berusaha menjadi teman dengan siapa saja, pendengar yang baik bagi teman-teman yang ada masalah, dan saya selalu berusaha untuk memberikan pendapat atau sekedar memberikan motivasi dan harapan, dan memang begitulah hidup yang selalu dihadapkan dengan berbagai permasalahan, tapi tidak usah khawatir pasti akan ada solusi, kita ambil hikmahnya saja.
Krisis percaya diri itu tidak sampai di situ, saya selalu dihadapkan pada suasana seperti itu kalau kondisinya baru, dan itu selalu jadi pikiran saya, saya selalu membayangkan hal-hal yang negative, atau berandai –andai, kalau begini bagimana ataupun begitu, dan itu sedikit banyak menguras pikiran saya. Kebetulan saya sekarang mengajar di SD yang sedikit banyak juga harus mengeluarkan kemampuan saya untuk berbicara dengan orang tua tentang kondisi anak. Pada awalnya saya selalu bingung dan selalu dipikirkan, tapi saya coba untuk tenang dan ingat pesan “ mengungkapkan apa adanya itu akan lebih mudah walaupun terasa pahit bagi yang mendengarkan, jangan lupa ungkapkan dengan bahasa sopan agar yang mendengar berita walaupun pahit jadi terdengar ……” itulah pesan suamiku. Dan alhamdulillah sampai hari ini untuk berkomunikasi bagi saya jadi lebih mudah.
Menyikapi kondisi seperti tersebut diatas mungkin hal ini bisa dijadikan gambaran bahwa apapun yang kita hadapi itu memang obatnya juga ada dalam diri kita sendiri. Tapi untuk lebih lanjut maka, langkah-langkah apakah yang harus dilakukan dalam memupuk rasa percaya diri tersebut.
Kepercayaan diri adalah sikap positif seorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan/situasi yang dihadapinya. Hal ini bukan berarti bahwa individu tersebut mampu dan kompeten melakukan segala sesuatu seorang diri, alias “sakti”. Rasa percaya diri yang tinggi sebenarnya hanya merujuk pada adanya beberapa aspek dari kehidupan individu tersebut dimana ia merasa memiliki kompetensi, yakin, mampu dan percaya bahwa dia bisa – karena didukung oleh pengalaman, potensi aktual, prestasi serta harapan yang realistik terhadap diri sendiri.
Beberapa ciri atau karakteristik individu yang mempunyai rasa percaya diri yang proporsional, diantaranya adalah :
• Percaya akan kompetensi/kemampuan diri, hingga tidak membutuhkan pujian, pengakuan, penerimaan, atau pun rasa hormat orang lain
• Tidak terdorong untuk menunjukkan sikap konformis demi diterima oleh orang lain atau kelompok
• Berani menerima dan menghadapi penolakan orang lain – berani menjadi diri sendiri
• Punya pengendalian diri yang baik (tidak moody dan emosinya stabil)
• Memiliki internal locus of control (memandang keberhasilan atau kegagalan, tergantung dari usaha diri sendiri dan tidak mudah menyerah pada nasib atau keadaan serta tidak tergantung/mengharapkan bantuan orang lain)
• Mempunyai cara pandang yang positif terhadap diri sendiri, orang lain dan situasi di luar dirinya
• Memiliki harapan, sehingga ketika harapan itu tidak terwujud, ia tetap mampu melihat sisi positif dirinya dan situasi yang terjadi.
Adapun Karakteristik atau ciri-ciri Individu yang kurang percaya diri, yaitu :
• Berusaha menunjukkan sikap konformis, semata-mata demi mendapatkan pengakuan dan penerimaan kelompok
• Menyimpan rasa takut/kekhawatiran terhadap penolakan
• Sulit menerima kekurangan diri dan memandang rendah kemampuan diri sendiri – namun di lain pihak memasang harapan yang tidak realistik terhadap diri sendiri
• Pesimis, mudah menilai segala sesuatu dari sisi negatif
• Takut gagal, sehingga menghindari segala resiko dan tidak berani memasang target untuk berhasil
• Cenderung menolak pujian yang ditujukan secara tulus
• Selalu menempatkan/memposisikan diri sebagai yang terakhir, karena menilai dirinya tidak mampu
• Mempunyai external locus of control (mudah menyerah pada nasib, sangattergantung pada keadaan dan pengakuan/penerimaan serta bantuan orang lain)

Eusi hate

•Juli 24, 2008 • Tinggalkan sebuah Komentar
Tak terasa, hampir lima tahun sudah aku mengajar di SD, banyak hikmah yang dapat aku petik, terutama ketika harus berhubungan dengan anak dan orang tua. Begitu banyak karakter yang selalu harus dihadapi, bahkan setiap tahun selalu berganti.
Ada kekhawatiran ketika berhadapan dengan anak, karena setiap anak memiliki karakter yang unik yang telah dibentuk dari pola asuh kedua orang tuanya. Khawatirnya, hal-hal yang telah menjadi sesuati yang baik dan dibawa di rumah menjadi pudar. Apalagi ketika orang tua berbicara tentang kepuasan atas layanan yang telah kita berikan, sebab mungkin saja usaha kita maksimal sedangkan hasil yang diperoleh sebaliknya.
Seperti halnya setiap tahun saya selalu menunggu dan berharap, kelak nanti siswa yang akan saya ajar lebih bagus, mudah dikondisikan dan lain-lain. Ternyata tidak setiap harapan itu menjadi kenyataan yang mana setiap tahun kebetulan mengajar kelas satu, banyak hal yang memang harus dipelajari, sebab pendekata, treatment yang harus diberikan kepada setiap anak berbeda.
Tahun pertama bertemu dengan anak yang sebenarnya memiliki potensi bagus, hanya sesuatu hal sehingga menjadi kendala baik perilaku ataupun akademis. Ternyata tahun ini terulang, dengan dihadapkan pada anak yang memiliki karakter yang sama. Tapi saya yakin seiring dengan proses mudah-mudahan yang menjadi harapan saya, orang tua dan sekolah bisa tercapai.
kuncinya adalah sabar, berusaha dan berdo’a. dan yakin kalau Allah itu maha adil, tidak semata-mata memberikan tugas kalau memang umatnya tidak akan mampu.
AYOOOOOOOOOOOOOOO   SEMANGAAAAAAAAT. O.C.

Ultah Pernikahan

•Mei 23, 2008 • Tinggalkan sebuah Komentar
Hari ini adalah hari yang paling berbahagia dan bersejarah, karena ini adalah tanggal di mana empat tahun yang lalu saya mempunyai seseorang yang selalu mendampingiku dalam susah dan duka.
Yang pasti ”23 Mei 2004″ yang lalu itu, hal yang paling …… dalam hidupku.
aku yang terbiasa sendiri, kini ada seseorang yang selalu ada dan hadir.
Pokoknya masih terbayang ” apa yang dinamakan malam …..” walaupun mungkin untuk yang belum mengalami menjadi tanda tanya???
Ternyata setelah …. dan sampai sekarang saya dan suamiku selalu mengenangnya dan bahkan jadi …. malu, senang,…
dan jadi guyonan.
Harapanku semoga kebahagiaan selalu menyertai keluargaku,
sampai saat ini saya merasa bersyukur dengan apa yang Allah berikan, suami yang baik dan pengertian, anak yang
tampan, lucu dan pintar serta segala hal yang telah saya terima, mudah-mudahan menjadi berkah buat semuanya.
Harapan paling besar, semoga pernikahanku bisa sampai kakek n nenek, anakku kelak menjadi anak yang soleh, berbakti pada orang tua
dan bermanfaat bagi orang lain. Amiiiien.

Sebuah Renungan tentang Kehidupan

•Mei 23, 2008 • Tinggalkan sebuah Komentar
Bekerja adalah salah satu upaya kita dalam mencukupi kebutuhan hidup. Banyak sekali bentuk pekerjaan yang kita harapkan agar, timbal baliknya (upahnya) sesuai dengan harapan.
Guru, adalah pekerjaannku saat ini, pada awalnya aku tertarik menjadi seorang guru karena melihat pengabdian ayahku, beliau begitu gigih berjuang untuk membuat cerdas anak didiknya, mereka pantas disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa.
Ternyata menjadi seorang pengajar dan pendidik tidak semudah yang dipikirkan, banyak yang harus dipelajari, seperti memahami anak, karakter dan sikap anak didik, terutama untuk tingkat sekolah dasar, mau gak mau kita harus berusaha menyelami kehidupan anak. Jangan sampai bentuk treatmen yang diberikan salah bukannya menumbuhkan potensi anak, malahan mematikan potensi yang ada. Itulah yang bisa dikatakan salah memberi obat.
Manusia memang tidak pernah luput dari kesalahan, itulah ungkapan yang selalu dilontarkan ketika kita berbenturan dengan permasalahan (ketika kita melakukan kesalahan), tapi apakah pantas dari setiap kejadian ataupun kegiatan yang kita lakukan memang tidak pantas dan kita menyadari itu, lalu kita mengungkapkan peribahasa tersebut ?????
Teman, itulah yang terjadi pada kehidupan kita. Kadangkala, banyak dari kita yang membangun kehidupan dengan cara yang membingungkan dan kurang bertanggung jawab. Lebih memilih berusaha ala kadarnya ketimbang mengupayakan yang baik. Bahkan, pada bagian-bagian terpenting dalam hidup kita tidak memberikan yang terbaik. Sehingga kita hanya bisa menuai hasil yang memang ala kadarnya juga, padahal jika kita renungkan sebenarnya dengan berusaha keras lagi mungkin hasilnya akan lebih jauh maksimal seperti yang kita bayangkan atau bahkan kita tidak bisa membayangkan hasilnya karena begitu luuuaaarrrr biasa.
Pada akhir perjalanan kita terkejut saat melihat apa yang telah kita lakukan dan menemukan diri kita hidup di dalam sebuah rumah yang kita ciptakan sendiri.
Real Estate, Mewah , Bagus, sederhana, sangat sederhana atau bahkan hanya berupa gubuk yang terbuat dari kumpulan karton-karton bekas?????????????!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Seandainya kita menyadarinya sejak semula kita akan menjalani hidup ini dengan cara yang jauh berbeda.
Maka : ……………………
Renungkan bahwa kita adalah si tukang kayu. Renungkan ‘rumah’ yang sedang kita bangun. Setiap hari kita memukul paku, memasang papan, mendirikan dinding dan atap. Mari kita selesaikan ‘rumah’ kita dengan sebaik-baiknya seolah-olah hanya mengerjakannya sekali saja dalam seumur hidup.

Belajar Pintar Tergantung Gaya Anak Dalam Belajar

•Mei 23, 2008 • Tinggalkan sebuah Komentar
Biasanya orang tua selalu merasa risau memikirkan anaknya kalau sedang bersekolah. Kerisauannya itu bukan karena kelakuan anak yang nakal atau kondisi kesehatannya tak mengkhawatirkan, melainkan kemampuan belajar anak yang menurutnya tak menunjukan perkembangan yang menggembirakan.
Orang tua sebenarnya sudah mencoba untuk membantu anaknya untuk belajar secara benar menurut pengalaman yang sering kita lakukan. Misalnya, ia tak lagi menyalakan televisi pada saat anaknya akan belajar. Tak pernah alpa menemani anaknya belajar, jika anak menemui kesulitan kita bisa ikut membantu memecahkannya. Namun sejauh ini, orang tua biasanya tetap merasakan kalau kemajuan belajar anaknya tidaklah terlalu menggembirakan. Paling tidak, hasil belajarnya di sekolah tak menunjukkan nilai yang cukup baik. Inilah yang biasanya membuat para orang tua menjadi geram dan gusar. Apa yang terjadi sebenarnya agar anak-anak mampu mengatasi persoalan belajar mereka sendiri sehingga menjadi efektif dan bermanfaat agar hasil belajarnya menjadi lebih bagus lagi?????
Tentu saja ada banyak pendekatan yang bisa dilakukan untuk mengatasi persoalan belajar anak. Salah satunya adalah dengan mengenal pendekatan belajar dan kemampuan personal anak– adalah mengenali gaya belajar anak. Dengan cara itu, orangtua akan dapat membantu anaknya menemukan cara belajar yang tepat, efektif dan bermanfaat.
Pada prinsipnya, untuk mengenali bagaimana si anak bisa menemukan cara belajar bisa dimulai dengan mengamati kegiatan yang mereka lakukan sehari-hari. Misalnya, saat mereka bermain atau kegiatan seperti apa yang sangat mereka sukai. Sebagai contoh, ada anak yang sangat senang mendengar dongeng atau cerita, sementara ada anak lain yang mungkin lebih suka bergerak atau menyentuh segala sesuatu yang menarik perhatiannya atau bahkan ada anak yang sangat senang menyanyi. Dengan mengamati kebiasan yang mereka lakukan, sebenarnya kita bisa menemukan jalan yang mungkin bisa dikembangkan sebagai salah satu gaya belajar yang tepat untuk anak-anak kita.
Selama ini, setidaknya saya mengenal gaya belajar itu ada tiga yaitu :
1.Visual.
Kekuatan belajar si kecil berdasarkan pada ingatan penglihatan.
Ciri-cirinya:
- Jika berbicara, gerakan bola matanya sering ke arah atas
- Nada suara cenderung tinggi
- Napasnya pendek (dangkal)
- Mengakses informasi dengan melihat ke atas.
- Tempo bicara cepat.
Cara Belajar Si Visual:
- Lebih banyak membaca buku atau majalah
- Membuat grafik, diagram atau peta pemikiran
- Belajar dengan media komputer
- Membuat poster ringkasan pelajaran
- Flowchart, kartu kecil yang memudahkan untuk belajar dan dibawa
- Highlighting, memberikan warna-warni ceria pada catatan atau buku
- Memakai model atau benda yang terlihat, misalnya kerangka tubuh manusia
- Imajinasi, membayangkan peristiwa
2. Auditori
Kekuatan belajar si kecil dengan gaya ini, adalah terfokus pada penglihatan.
Ciri-cirinya:
- Gerakan bola mata sejajar dengan telinga
- Suara jelas dan kuat
- Bicara lebih sedikit
- Mengakses informasi dengan menengadahkan kepala
Cara Belajar Si Auditori:
- Membaca dengan suara keras
- Sesi tanya jawab
- Mendengarkan rekaman, bisa pula dengan merekam suaranya sendiri
- Diskusi dengan teman
- Belajar dengan mendengarkan
- Menyampaikan kembali yang dipelajari
- Belajar dengan media musik atau sambil diiringi musik
- Kerja kelompok
- Membutuhkan waktu tenang untuk memikirkan materi
3. Kinestetik
Kekuatan belajar si kecil yang memiliki gaya ini, mirip dengan Visual, yaitu melalui penglihatan.
Ciri-cirinya:
- Gerakan bola mata ke arah bawah
- Suara cenderung berat
- Menggunakan gerakan atau bahasa tubuh
- Mengakses informasi dengan melihat ke bawah
Cara Belajar Si Kinestetik
- Keterlibatan fisik, belajar sambil bereksperimen
- Membuat model atau benda-benda media belajar
- Bermain peran
- Membuat mind mapping
- Belajar sambil berjalan
- Highlighting (pewarnaan)
- Mengetahui Ambak (Apa Manfaatnya bagiku) dari yang dipelajarinya
Orangtua bisa mengetahui gaya belajar buah hatinya dengan mengamati atau mengajaknya berbicara, lihat caranya infomasi melalui gerakan mata anak. Biasanya, seorang anak tidak mutlak hanya memiliki satu gaya belajar saja, karena ada yang menggabungkannya dari beberapa gaya.
Untuk hasil terbaik dalam memperoleh pengetahuan baru dan pengembangan kemampuan akademik anak, pendekatan yang paling diminati anak sebaiknya digunakan sebagai prioritas. Bagaimana pun, kecenderungan yang ditunjukkannya dalam pendekatan belajar tertentu, akan membuat memiliki peluang lebih besar untuk bisa mengembangkan kemampuan akademiknya secara maksimal. Pendekatan lainnya, bisa secara bertahap diperkenalkan pada anak sesuai dengan pertumbuhan usianya.
Disinilah peran orangtua untuk memerkenalkan sebanyak-banyaknya variasi cara belajar, tentunya yang menyenangkan baginya. Jika belajar menjadi menyenangkan dan mudah bagi anak, tentu ilmu yang dipelajarinya pun semakin mudah masuk ke dalam otak

Memupuk Rasa Percaya Diri

•Mei 23, 2008 • Tinggalkan sebuah Komentar
Pernahkah anda mengalami krisis kepercayaan diri atau dalam bahasa sehari-hari “tidak pede” dalam menghadapi suatu situasi atau persoalan? Saya yakin hampir setiap orang pernah mengalami krisis kepercayaan diri dalam rentang kehidupannya, sejak masih anak-anak hingga dewasa bahkan sampai usia lanjut. Sudah tentu, hilangnya rasa percaya diri menjadi sesuatu yang amat mengganggu, terlebih ketika dihadapkan pada tantangan atau pun situasi baru. Individu sering berkata pada diri sendiri, “dulu saya tidak penakut seperti ini….kenapa sekarang jadi begini ?” ada juga yang berkata: “kok saya tidak seperti dia,…yang selalu percaya diri…rasanya selalu saja ada yang kurang dari diri saya…saya malu menjadi diri saya!” , “Sepertinya saya gak bisa dech ?” atau “ saya sering pusing jika dihadapkan untuk bertemu dengan seseorang “ Nanti saya harus bicara apa?, nanti jawabannya bagaimana ?, kalau tidak bisa saya harus apa ?” dan sebagainya itulah berbagai hal yang sering saya tanyakan pada diri saya sendiri atau kadang kala saya ungkapkan pada orang terdekat (suamiku tercinta).
Seperti yang saya alami dan rasakan, bermula dari latar belakang keluarga, saya anak bungsu dari tiga bersaudara. Saya di rumah terkenal vocal dan berani mengungkapkan apa saja yang ada dalam pikiran saya, apalagi ketika selama di SD saya selalu menjadi juara kelas, maka percaya diri saya muncul, saya merasa PD dalam melakukan kegiatan. Hanya saja menjelang SMP saya baru merasakan krisis percaya diri, hal ini bermula dari saya datang dari kampung, harus bergaul dan berkompetisi dengan anak-anak kota yang pintar, cantik dan gaul, itu sedikit banyak menjadi beban dalam pikiran saya, tapi itu tidak menjadi hal yang menyusahkan, karena pada saat yang sama saya menemukan teman yang baik dan saya beruntung bisa mengenal mereka, akhirnya saya di sekolah menjadi empat sekawan (Iis, Eulis, Ema dan Herli atau grupnya Endhira) yang kebetulan anaknya pada pintar dan senang berorganisasi, dan itu menjadi motivasi saya, dengan ajakan mereka akhirnya saya aktif dalam berbagai kegiatan di sekolah dan itu menambah PD saya, dan ketika dibagi raport ternyata saya masuk ranking (berurutan dengan empat temanku). Dari situlah saya merasa kepercayaan diri mulai tumbuh dan yakin akan kemampuan bahwa saya kalau mau berusaha keras pasti bisa, apapun itu.
Sejak saat itu dari SMU sampai perguruan tinggi untuk memupuk rasa percaya diri itu, saya selalu mananamkan bahwa, harus ada sesuatu yang ditonjolkan/dimunculkan sehingga membuat orang lain jadi melirik saya, misalnya yaitu saya selalu berusaha untuk meningkatkan prestasi akademis walaupun tidak yang kesatu paling harus bisa yang kedua atau ketiga, dan itu berhasil, (itulah yang ada dala pikiran saya pada saat itu ) ditambah saya selalu berusaha menjadi teman dengan siapa saja, pendengar yang baik bagi teman-teman yang ada masalah, dan saya selalu berusaha untuk memberikan pendapat atau sekedar memberikan motivasi dan harapan, dan memang begitulah hidup yang selalu dihadapkan dengan berbagai permasalahan, tapi tidak usah khawatir pasti akan ada solusi, kita ambil hikmahnya saja.
Krisis percaya diri itu tidak sampai di situ, saya selalu dihadapkan pada suasana seperti itu kalau kondisinya baru, dan itu selalu jadi pikiran saya, saya selalu membayangkan hal-hal yang negative, atau berandai –andai, kalau begini bagimana ataupun begitu, dan itu sedikit banyak menguras pikiran saya. Kebetulan saya sekarang mengajar di SD yang sedikit banyak juga harus mengeluarkan kemampuan saya untuk berbicara dengan orang tua tentang kondisi anak. Pada awalnya saya selalu bingung dan selalu dipikirkan, tapi saya coba untuk tenang dan ingat pesan “ mengungkapkan apa adanya itu akan lebih mudah walaupun terasa pahit bagi yang mendengarkan, jangan lupa ungkapkan dengan bahasa sopan agar yang mendengar berita walaupun pahit jadi terdengar ……” itulah pesan suamiku. Dan alhamdulillah sampai hari ini untuk berkomunikasi bagi saya jadi lebih mudah.
Menyikapi kondisi seperti tersebut diatas mungkin hal ini bisa dijadikan gambaran bahwa apapun yang kita hadapi itu memang obatnya juga ada dalam diri kita sendiri. Tapi untuk lebih lanjut maka, langkah-langkah apakah yang harus dilakukan dalam memupuk rasa percaya diri tersebut.
Kepercayaan diri adalah sikap positif seorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan/situasi yang dihadapinya. Hal ini bukan berarti bahwa individu tersebut mampu dan kompeten melakukan segala sesuatu seorang diri, alias “sakti”. Rasa percaya diri yang tinggi sebenarnya hanya merujuk pada adanya beberapa aspek dari kehidupan individu tersebut dimana ia merasa memiliki kompetensi, yakin, mampu dan percaya bahwa dia bisa – karena didukung oleh pengalaman, potensi aktual, prestasi serta harapan yang realistik terhadap diri sendiri.
Beberapa ciri atau karakteristik individu yang mempunyai rasa percaya diri yang proporsional, diantaranya adalah :
• Percaya akan kompetensi/kemampuan diri, hingga tidak membutuhkan pujian, pengakuan, penerimaan, atau pun rasa hormat orang lain
• Tidak terdorong untuk menunjukkan sikap konformis demi diterima oleh orang lain atau kelompok
• Berani menerima dan menghadapi penolakan orang lain – berani menjadi diri sendiri
• Punya pengendalian diri yang baik (tidak moody dan emosinya stabil)
• Memiliki internal locus of control (memandang keberhasilan atau kegagalan, tergantung dari usaha diri sendiri dan tidak mudah menyerah pada nasib atau keadaan serta tidak tergantung/mengharapkan bantuan orang lain)
• Mempunyai cara pandang yang positif terhadap diri sendiri, orang lain dan situasi di luar dirinya
• Memiliki harapan, sehingga ketika harapan itu tidak terwujud, ia tetap mampu melihat sisi positif dirinya dan situasi yang terjadi.
Adapun Karakteristik atau ciri-ciri Individu yang kurang percaya diri, yaitu :
• Berusaha menunjukkan sikap konformis, semata-mata demi mendapatkan pengakuan dan penerimaan kelompok
• Menyimpan rasa takut/kekhawatiran terhadap penolakan
• Sulit menerima kekurangan diri dan memandang rendah kemampuan diri sendiri – namun di lain pihak memasang harapan yang tidak realistik terhadap diri sendiri
• Pesimis, mudah menilai segala sesuatu dari sisi negatif
• Takut gagal, sehingga menghindari segala resiko dan tidak berani memasang target untuk berhasil
• Cenderung menolak pujian yang ditujukan secara tulus
• Selalu menempatkan/memposisikan diri sebagai yang terakhir, karena menilai dirinya tidak mampu
• Mempunyai external locus of control (mudah menyerah pada nasib, sangattergantung pada keadaan dan pengakuan/penerimaan serta bantuan orang lain)

Anakku

•April 29, 2008 • Tinggalkan sebuah Komentar
Ini akan menjadi penghibur bagi segala kelelahan dan kesibukanku, anakku yang tampan kini sudah mulai pintar, Aleksya Azfa denistar  Setiawan, itulah nama lengkapnya. Ketika aku pulang aku selalu dihibur dengan semua ocehannya, mulai dengan nyanyian lagu “Nidji”, laporan setiap harinya, misalnya nakal tadi, dicubit ataupun diomelin sama nenek kakeknya, ataupun dia selalu berkata ” Bu si ayah baongnya ? ” itu kata yang selalu diucapkan. semua itu selalu teringat dan terngiang dalam benakku meskipun
di sini saya dikelilingi sepuluh anak tapi hati dan pikirannku selalu terpaut ke sana. Bahkan di saat dia selalu mengumpamakan kalau dia mau jadi bayi maka dia akan memanggilku “ibu bayi”, kalau mau jadi anak singa  dia selalu memanggilku “ibu singa” dan selalu begitu, sesuai dengan imajinasinya.
Harapanku semoga kelak anakku menjadi anak yang pintar, soleh, dan semoga cita-citanya tercapai. Dia jika ditanya pasti ingin selalu menjadi dokter, agar bisa mngobati ayahnya yang selalu rutn berobat.
Katanya nanti biar Afa yang njus ayah, agar ayahnya sehat. Aku merasa bangga dan haru dengan ucapan anak
yang usianya baru dua setengah tahun.

Pengalaman hidup

•April 29, 2008 • Tinggalkan sebuah Komentar
Ini adalah kejadian dalam hidupku yang sudah berulang kali aku alami, kadang aku sempat berpikir masa harus terjerab dalam lubang yang sama, tapi mungkin ini adalah bentuk dari ketidaktelitianku dalam melakukan berbagai hal dalam hidup ini. Dalam hal ini saya tidak akan mengungkapkan pengalaman seperti apa yang pernah dan mungkin aku alami, tapi dengan adanya uraian seperti ini sedikit banyak akan melegakan hatiku. Ternyata banyak hikmah yang bisa kita dapat dalam hidup ini, hanya pada saat yang bersamaan saya sangat sulit sekali untuk menemukan hal itu.

10 Tempat Indah di Asia yang Terancam Punah


Negara Gujarat adalah tempat yang paling penting dari produksi kapas dan garam. Juga, Mahatma Gandhi, bapak bangsa India, adalah Gujarati. Antara 2005 dan 2006, hujan deras yang dibawa oleh monsun menyebabkan banjir yang parah dan membunuh ribuan nyawa. Diperkirakan bahwa perubahan iklim akan membawa negara barat India semakin banyak badai dan banjir tidak dapat diprediksi.


Maladewa merupakan negara kepulauan, yang terdiri dari 1.200 pulau di Samudera Hindia. Yang paling terkenal untuk pemandangan yang indah: pantai putih, pohon kelapa bergoyang-goyang, karang warna-warni dan sinar matahari berlimpah. 80 persen dari rata-rata ketinggian Maladewa kurang dari satu meter. Jika kenaikan permukaan laut terus perubahan iklim global, ini surga yang indah mungkin akan lenyap di bawah laut cepat atau lambat.


Bangkok, ibukota Thailand, yang terletak di Delta Chao Phraya. Kota ini merupakan pusat politik, ekonomi, budaya dan pendidikan dari Thailand. Bangkok berposisi rendah dan selalu terancam oleh banjir selama musim hujan. Selain itu, formasi geologis, urbanisasi berlebihan dan eksploitasi air tanah menghasilkan kerusakan yang cepat tanah di Bangkok. Diperkirakan bahwa sebagian besar kota Bangkok akan tenggelam di bawah permukaan laut sampai akhir abad ini.


Cherrapunji, India, 1290 meter di atas permukaan laut, menerima sebagian besar curah hujan tahunan terbesar di dunia. Tapi 98 persen dari curah hujan lokal terjadi Maret sampai Oktober setiap tahun, dan hanya empat bulan tersisa, akan menjadi iklim agak kering. Tidak ada waduk untuk penyimpanan air hujan di sana. Juga untuk perubahan iklim global baru-baru ini, pencemaran lingkungan, penggundulan hutan dan erosi tanah, penduduk lokal bahkan tidak mendapatkan cukup air untuk hidup pada musim kemarau.


Pulau Komodo di Indonesia adalah yang paling terkenal akan kejernihan lautnya dan kehidupan laut tropis yang beragam, sehingga dijadikan Mekah-nya penyelam seluruh dunia. Apa lagi yang dikenal di pulau Komodo adalah kadal terbesar di dunia - Komodo. Naiknya permukaan laut telah mengancam keberadaan hutan bakau pesisir dan pantai. Sementara itu, pengasaman dan perubahan temperatur air laut dapat membunuh karang di sekitar pulau.


Ada sekitar 1.200 crane mahkota merah yang tinggal di kota Kushiro Sawah Hokkaido, Jepang. Ini adalah surga untuk berkembang biaknya burung langka. perburuan besar-besaran oleh umat manusia dan naiknya permukaan air laut, maka lahan basah Kushiro berkurang tahun ke tahun. Dan habitat crane mahkota merah juga banyak berkurang


Sungai Sindhu berasal dari gletser di Himalaya dan lebih dari 3000 kilometer. Sungai ini menciptakan hutan, tempat dan desa-desa di sepanjang jalan, sehingga menjadi sumber penting untuk irigasi. Mengecilnya gletser dan perubahan curah hujan yang tidak teratur dapat meningkatkan masalah kekurangan air setempat.


Kalimantan (Borneo) Indonesia adalah pulau terbesar ketiga di dunia. Sekitar 50 persen dari pulau ini ditutupi oleh hutan primitif. Dan berbagai spesies langka hidup di hutan tropis misterius ini. akan tetapi penebangan berlebihan, perluasan perkebunan sawit dan pembangunan jalan, menyebabkan menyusutnya hutan tropis. perubahan iklim global juga mengakibatkan kepunahan flora lokal dan penyebaran malaria. Suhu yang tinggi dan kering juga meningkatkan bahaya kebakaran hutan.


Selatan pegunungan Altai Siberia adalah biogeografi daerah pegunungan Siberia barat. Wilayah ini urutan paling lengkap untuk zona vegetasi di Siberia, muali dari padang rumput, hutan, hutan campuran, vegetasi alpine subalpine untuk vegetasi. Situs ini juga merupakan habitat penting untuk spesies hewan langka seperti macan tutul salju. Dari abad terakhir, temperatur di daerah ini terus meningkat, dan peneliti bahwa dalam beberapa dekade mendatang akan mengancam sistem ecological yang unik.


Gunung Qomolangma adalah gunung tertinggi di Bumi di atas permukaan laut, dan titik tertinggi bumi. Berbagai jenis hewan langka terancam punah menghuni di sini, termasuk macan tutul salju, panda juga hidup pada sisi yang lebih rendah dan seterusnya. Para ilmuwan telah mengklaim bahwa sekitar dua pertiga dari gletser telah mencair. gletser mencair dapat menyebabkan perluasan danau glasial yang akan mengakibatkan beberapa bencana alam termasuk banjir dan tanah longsor.